Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Jakarta - Jaringan Pendidikan Dan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR), menemui banyak hal aneh sepanjang pencontrengan hari ini. Dari mulai permintaan Bupati agar memilih jagoannya, hingga penggunaan tinta pulpen untuk celup jari.
"Di TPS 05 Lawoway, Watangpulu, Sulawesi Selatan, ada instruksi Bupati ke PPK untuk memilih salah satu calon," ujar Korordinator Nasional JPPR, Daniel Zuchron, dalam konferensi pers di Kantor JPPR, Jl Taman Amir Hamzah No. 5, Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2009).
Selain intervensi pemerintah, JPPR juga menemukan kejadian menggelikan
lainnya. Tinta pemilu yang digunakan sebagai tanda sudah memilih ada yang
diganti tinta pulpen yang mudah luntur.
"Di TPS 5 Rasojaya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, tinta tidak ada, diganti tinta pulpen," ujar Daniel.
Keputusan MK yang memberikan keleluasaan mendaftar hanya menggunakan KTP dan KK tidak berhasil. Masih banyak pemilih ber-KTP yang enggan mendaftar.
"Di TPS 78, Tapos, Tenjolaya, Bogor, tidak ada yang mendaftar menggunakan KTP," ujar Daniel.
Ironisnya, keputusan MK juga membuat sejumlah pemilih gigit jari tidak
mendapat surat suara untuk dicontreng.
"TPS 3 Jetis, Dagangan, Madiun, kertas suara kurang 59," keluh Daniel
Persoalan DPT ternyata belum juga usai dan menyisakan banyak persoalan. Di
Ngawi, Jawa Timur, DPT pilpres menggunakan DPT pileg yang terus menuai
keluhan masyarakat.
"Ngawi DPT pilpres sama dengan DPT pileg," ujar Daniel.
Sosialisasi KPU kepada petugas Panitia Pemilih Suara (PPS) juga dinilai
Daniel tidak optimal. Alhasil, sejumlah KPPS salah dalam penentuan sah atau tidak surat suara sah.
"Di TPS 05 Lawoway, Watangpulu, Sulawesi Selatan, ada instruksi Bupati ke PPK untuk memilih salah satu calon," ujar Korordinator Nasional JPPR, Daniel Zuchron, dalam konferensi pers di Kantor JPPR, Jl Taman Amir Hamzah No. 5, Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2009).
Selain intervensi pemerintah, JPPR juga menemukan kejadian menggelikan
lainnya. Tinta pemilu yang digunakan sebagai tanda sudah memilih ada yang
diganti tinta pulpen yang mudah luntur.
"Di TPS 5 Rasojaya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, tinta tidak ada, diganti tinta pulpen," ujar Daniel.
Keputusan MK yang memberikan keleluasaan mendaftar hanya menggunakan KTP dan KK tidak berhasil. Masih banyak pemilih ber-KTP yang enggan mendaftar.
"Di TPS 78, Tapos, Tenjolaya, Bogor, tidak ada yang mendaftar menggunakan KTP," ujar Daniel.
Ironisnya, keputusan MK juga membuat sejumlah pemilih gigit jari tidak
mendapat surat suara untuk dicontreng.
"TPS 3 Jetis, Dagangan, Madiun, kertas suara kurang 59," keluh Daniel
Persoalan DPT ternyata belum juga usai dan menyisakan banyak persoalan. Di
Ngawi, Jawa Timur, DPT pilpres menggunakan DPT pileg yang terus menuai
keluhan masyarakat.
"Ngawi DPT pilpres sama dengan DPT pileg," ujar Daniel.
Sosialisasi KPU kepada petugas Panitia Pemilih Suara (PPS) juga dinilai
Daniel tidak optimal. Alhasil, sejumlah KPPS salah dalam penentuan sah atau tidak surat suara sah.
( van / rdf )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar