Sabtu, Oktober 11, 2008

TV, Kamera dan Mesin Cuci Bebas Pajak Barang Mewah

Suhendra - detikFinance




Jakarta
- Pemerintah menetapkan pembebasan pajak penjualan barang mewah (PPn BM)
terhadap 3 produk elektronik yaitu Kamera Fotografi, TV dan Mesin cuci. Insentif
ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing produk industri dalam negeri ditengah membanjirnya produk impor.

Pembebasan PPn BM diberikan kepada TV sampai dengan ukuran 29 inchi (sebelumnya 21), mesin cuci dengan kapasitas 6 hingga 10 kilogram dan kamera fotografi dengan harga jual atau nilai impor diatas Rp 2 juta (sebelumnya Rp 500 ribu).

"Untuk mesin cuci keperluan rumah tangga diatas 10 kg dikenakan PPn BM 10%
karena harganya masih belum terjangkau oleh masyarakat golongan menengah," kata Kabiro Humas Departemen Keuangan, Samsuar Said di kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat Malam (10/10/2008).

Aturan ini tertuang dalam Permenkeu No 137/PMK.011/2008 tertanggal 7 Oktober 2008 mengenai perubahan kedua terhadap Permenkeu Nomor 620/PMK.03/2004 tentang jenis barang yang kena pajak yang tergolong barang mewah.

"Insentif diberikan dengan memperhatikan kondisi perekonomian saat ini, terhadap barang kena pajak kebutuhan masyarakat banyak berupa televisi, mesin cuci dan kamera," jelasnya.(hen/dro)

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, Oktober 09, 2008

INFO PUBLIC di Senada Blogspot

Satu lagi yang terbaru dari Radio Senada 105.2 FM, Mulai awal bulan Oktober ini kita bisa mengakses Keluhan-keluhan serta uneg-uneg dari pendengar Senada FM melalui www.senadafm.blogspot.com di Forum Info Public.

Kritik serta saran dari pendengar, kita (redaksi) keluarkan atau kita update terus di blog. Tujuannya agar Masyarakat Indragiri Hilir yang berada jauh dari kampung halaman bisa mengetahui perkembangan yang sedang terjadi di Kampung halamannya.

Hal ini didasari oleh banyaknya masukan dari rekan-rekan agar Program Acara Info Public yang di asuh oleh Penyiar kita "CycyT" di release kembali ke dalam blog kita.

Bagi Anda yang berada diluar daerah bisa mengakses Forum Info Public setiap hari, karena aksesnya di Update setiap hari atau bisa menghubungi
Nomor Hp Senada 085278927447

Kami dari redaksi berharap dengan adanya Forum Info Public ini dapat menjadi buah pemikiran kita bersama untuk mengantarkan Negeri Sri Gemilang ke arah yang lebih baik tentunya...amin.

Salam,


Redaksi

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, Oktober 08, 2008

Bank Sentral Ramai-Ramai Turunkan Suku Bunga

Dadan Kuswaraharja - detikFinance



London - Bank sentral AS akhirnya menurunkan suku bunga secara mendadak untuk mencegah semakin memburuknya sistem keuangan.

The Fed seperti dikutip Reuters, Rabu (8/10/2008) menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 1,5 persen.

Tindakan The Fed juga langsung diikuti oleh bank sentral lain. European Central Bank (ECB) dan bank sentral Inggris, Kanada, Swiss juga ikut memotong suku bunga.

"Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa aktifitas ekonomi telah menurun dalam beberapa bulan," demikian pernyataan The Fed.

Karena itu lah, The Fed merasa perlu untuk melakukan kebijakan tambahan untuk meningkatkan likuiditas yang seret di pasar dan meningkatkan akses kredit bagi rumah tangga dan pengusaha.

Kebijakan bank sentral dunia ini disambut baik kalangan pasar. "Akhirnya bank sentral menyadari juga," ujar analis dari Bank of America Riccardo Barbieri-Hermitte

Bank of England menurunkan suku bunganya setengah persen menjadi 4,50 persen. Langkah bank sentral ini langsung disambut positif oleh bursa London. Sedangkan European Central Bank memotong suku bunganya setengah persen menjadi 3,75 persen. ECB melakukan pemotongan itu berdasarkan koordinasi dengan bank Kanada dan Swiss.

Dari Asia, China juga memotong suku simpanan satu tahunnya sekitar 27 basis poin menjadi 3,87 persen mulai hari Kamis. Sedangkan suku bunga pinjaman akan turun 27 basis poin menjadi 6,93 persen. Sementara Bank Indonesia tidak bisa mengikuti karena terlebih dahulu menaikkan suku bunga BI Rate ke level 9,5 persen. (ddn/ir)

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, Oktober 07, 2008

Rupiah Makin Gawat

Irna Gustia - detikFinance




Jakarta
- Rupiah dalam kondisi darurat karena terus mengalami pelemahan. Pelaku pasar khawatir rupiah bisa tembus 10.000 per dolar AS jika tidak ada pertolongan serius dari Bank Indonesia.

Pada perdagangan valas pukul 07.55 WIB, Selasa (7/10/2008) rupiah ambruk ke level 9.795 per dolar AS dan ditransaksikan di kisaran 9.785-9.805 per dolar AS.

Posisi rupiah pada Selasa pagi ini memburuk dibanding penutupan Senin kemarin yang ada di level 9.585 per dolar AS. Rupiah pada Senin kemarin mengalami kemerosotan hingga 300 poin.

Pengamat valas Farial Anwar mengatakan tidak adanya ketegasan dari BI mengenai posisi nilai tukar rupiah membuat pelaku pasar terus berspekulasi.

"Selama ini BI hanya mengatakan yang penting adalah menjaga voltalitas tapi tidak disebutkan akan dijaga ke level berapa rupiah, ini yang membuat pasar makin berspekulasi," kata Farial, Selasa (7/10/2008).

Farial mengatakan seharusnya BI seperti bank sentral lain yang secara terbuka mengumumkan dana yang digelontorkan ke pasar sehingga pelaku pasar jadi tahu berapa level yang akan dijaga BI.

"BI juga harus mengawasi bank-bank yang terutama bank yang sering melakukan spekulasi dengan menempatkan orang-orangnya di bank tersebut untuk melihat apakah kegiatan dana di bank itu untuk spekulasi atau bukan," katanya.

Menurut Farial, pelemahan rupiah ini karena imbas dari krisis likuiditas global sehingga investor mencairkan dananya yang ada di SBI, saham, reksa dana atau obligasi.

Investor juga akan melihat apakah Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga BI Rate dalam rapat dewan gubernur (RDG) Selasa ini. Jika BI Rate naik 0,25% dari posisi saat ini 9,25% menjadi 9,5%, investor diperkirakan akan memindahkan dananya dari pasar saham ke perbankan.

Sementara itu mata uang euro pada penutupan perdagangan Senin (6/10/2008) makin melemah terhadap dolar AS yang turun tajam di posisi 1,3523 dolar AS dibanding posisi sebelumnya 1,3781 dolar AS.

Euro melemah karena krisis di AS mulai menjalar ke benua Eropa yang telah membuat sejumlah perusahaan besar kesulitan likuiditas seperti Fortis.

Sementara itu dolar AS mengalami penurunan terhadap mata uang Jepang di posisi 101,87 yen dibanding Jumat pekan lalu 105,27 yen.(ir/ir)


[+/-] Selengkapnya...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com