Selasa, Maret 03, 2009

Ditemukan Indikasi Penjualan Organ Harimau

TEMBILAHAN – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (Tim BBKSDA) Riau menemukan indikasi penjualan organ harimau sumatera yang mati terbunuh di Indragiri Hilir. Makanya, tim BBKSDA mendatangi Mapolres Inhil untuk berkoordinasi dalam pengembangan kasus tersebut.

Edi Susanto, kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I, mengatakan, setelah mendengar adanya kabar dari kejadian tiga ekor harimau mati di Desa Tanjungpasar, Kecamatan Pelangiran, Inhil, tim BBKSDA Riau langsung turun ke lokasi. Di lapangan ditemukan keterangan bahwa harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) jenis hewan yang dilindungi mati di daerah tersebut diakibatkan konflik dengan manusia.

Tiga ekor harimau tersebut masing-masing mati pada tanggal 10 Februari (2 ekor) dan pada tanggal 16 Februari (1 ekor). "Tengkorak dan kulit harimau yang mati pada tanggal 10 Februari lalu sudah disita," katanya.

Terkait kejadian harimau mati di Kecamatan Gaung, menurut Edi itu murni sebagai imbas konflik harimau dan manusia. "Harimau tersebut mati dikarenakan telah menyerang manusia sehingga membuat warga setempat menjadi marah," katanya. Warga menjadi marah. Karena takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan, membuat warga kembali menyisir lokasi kejadian dan menyerang harimau tersebut hingga mati.

Dikatakan Edi, Tim BBKSDA sebelumnya telah mengamati daerah zona hutan konservasi beberapa tahun lalu untuk mengawasi keberadaan harimau tersebut. Namun nyatanya harimau tersebut sudah berada di wilayah perkebunan dan perkampungan warga. Edi mengesalkan harimau telah masuk ke kawasan tersebut (perkebunan dan perkampungan, Red). Seharusnya dipertanyakan kembali bagaimana dengan perizinan amdal dari perusahaan perkebunan tersebut. Mengapa harimau telah masuk hingga keperkampungan warga. Sehingga menyebabkan terjadinya konflik antara harimau dan manusia. (zai)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com