Jumat, November 12, 2010

PT. KRAKATAU STEEL



CHELSEA SENADA@ Menarik jika melihat 'riak' yang dibuat oleh sebuah batu kecil bernama PT. Krakatau Steel (KRAS). Perusahaan baja berpelat merah ini, awalnya tidak banyak dilirik oleh investor. Bahkan saat awal rencana penawaran saham umum perdananya (IPO) pemberitaannya pun terkesan dingin-dingin saja. Namun, seperti gunung salju, ternyata KRAS menjadi pembicaraan hangat, nyaris panas.

Jika awalnya, IPO KRAS ini demi menambah modal untuk membesarkan bisnis, ternyata sudah amat dinanti oleh banyak pihak berkepentingan. Lalu, gunung es ini pun pecah. Harga IPO yang dinilai amat sangat murah membuat heran semua pihak. Rp850/ lembar saham ditabalkan untuk perusahaan yang bahkan tidak pernah sekalipun masuk daftar pasien rawat Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan selalu untung.

Drajad Wibowo, ekonom yang saat ini menjadi Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), malah dengan tegas mengatakan bahwa ada orang-orang yang mengambil keuntungan dari IPO KRAS.
="fullpost">
"Ini jelas ada kongkalikong dalam penerapan harga pada IPO KRAS," terang Drajad saat dihubungi Waspada Online,sore ini.

Menurut Drajad, negara dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) 'dirampok' hingga Rp1,2 triliun oleh investor asing IPO pada hari pertama KRAS listing di Bursa Efek Indonesia (BEI, kemarin. "Pergerakan harga saham KS menunjukkan perampokan sistematis melalui pasar modal terhadap BUMN tersebut (Krakatau Steel)," kata Drajad.

Krakatau melepas 3,15 miliar lembar saham di harga Rp850 per lembar saham. Pada saat pembukaan bursa, harganya melesat jadi Rp1.250. Seharusnya, harga saham KS ini bisa dilepas langsung di harga Rp1.250 tersebut.

Dengan demikian ada selisih harga sebanyak Rp400 per lembar. Jika dikalikan dengan jumlah saham yang dilepas, maka total selisihnya sekitar Rp1,26 triliun. Drajad mengaku sedih saham Krakatau Steel yang dijual murah tersebut. Saking murahnya, sahamnya tersebut seolah diobral untuk kepentingan pihak asing.

Asing memang sudah amat menanti KRAS sejak awal rencana IPO nya digadang-gadangkan. Meski menurut Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, asing hanya mendapatkan jatah 35 persen dari IPO KRAS, tetap saja 'permainan' akan terjadi pada saham ini.

Hal ini terbukti saat, menjelang akhir penutupan IHSG kemarin, asing beramai-ramai melepas KRAS. Pada penutupan Sesi I, saham KS langsung diburu investor lokal dan asing hingga harganya sempat melesat 47,05% ke Rp 1.250 per saham. Namun, investor asing tidak mau lama-lama memegang saham KS dan mencatat jual bersih (net sell) Rp 271,671 miliar.

Sampai penutupan bursa, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih saham KS senilai Rp 378,693 miliar. Kepemilikan asing di saham KRAS kini hanya tersisa lima persen saja.

"Omong kosong underwriter mencari quality investor, asing dijatah 35 persen supaya memperoleh investor yang bagus. Buktinya Credit Suisse melepas saham dalam jumlah besar hari ini. Baru satu sesi saja investor yang membeli saham KRAS melalui Credit Suisse sudah mengeruk untung besar," jelasnya.

Gugatan pun dilayangkan oleh 13 analis ekonomi, politik dan pasar modal. Menurut Kwik Kian Gie, salah seorang penggugat IPO KRAS tersebut, seharusnya IPO ini ditunda bahkan dibatalkan karena berindikasi korupsi. "Go public KRAS ini mengandung kontroversi karena adanya dugaan bahwa go public-nya KS mengandung kecurangan atau bersifat koruptif. Yaitu harga perdana ditetapkan terlalu rendah yang dijual kepada orang-orang tertentu saja," tegasnya.

Namun hal ini langsung dibantah oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar. "Kalau ada yang bilang ada permainan dalam penetapan harga saham KRAS, saya klarifikasi bahwa tidak ada godaan atau tekanan apa pun terhadap saya.Ini adalah kesepakatan bersama underwriter dan emiten, berdasarkan hasil kajian yang mendalam dan dapat dipertanggungjawabkan," tegasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito. Menurut Ito, kaburnya investor asing dari kepemilikan saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) akibat ricuhnya proses penawaran umum perdana saham (IPO) perusahaan baja pelat merah tersebut. "Karena ada keributan di sini, mereka menjadi takut," katanya, sore ini.

Menurut Ito, pemodal asing selama ini memang dikenal sebagai investor jangka panjang. Namun, melihat proses IPO KRAS yang gencar diprotes sejumlah pihak, investor asing akhirnya 'membuang' saham mereka di Krakatau.

Keputusan asing melepas saham itu, ujar Ito, bisa dimaklumi karena pemodal masih trauma dengan kasus penjualan saham salah satu investor (private placement) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tahun 2006 lalu.

"Mereka takut masuk pengadilan. Banyak di kasus itu dipanggil Kejaksaan Agung. Mereka takut masuk ke Indonesia," ujar Ito.

Terkait adanya gugatan dari sejumlah pihak, Ito mengaku pihaknya siap bertanggung jawab sebab BEI yakin telah menjalankan seluruh proses IPO dengan benar. "Itu hak setiap orang menggugat. Kami sudah sesuai aturan berlaku dan tidak takut digugat," ujarnya.

Entah apa yang akan terjadi, yang pasti IPO KRAS sudah bergulir. Apakah KRAS bakal jadi Century babak II? Kita hanya bisa menanti. Namun yang pasti batu kecil itu sudah membuat gelombang besar.

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com