Kamis, Januari 08, 2009

BBM Langka Dirut Pertamina Siap Dicopot

JAKARTA (RP) - Direktur Utama Pertamina Ari H Soemarno ternyata tetap bersikukuh tak ada kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara luas. Antrean di sejumlah SPBU kota-kota Indonesia dia nilai hanya gangguan pasokan yang tidak bisa disebut sebagai kelangkaan.

’’Kalau perlu tambahan waktu lima–sepuluh menit untuk antre atau mencari di SPBU lain, masak disebut kelangkaan? Kok manja benar,’’ ujar Ari. Pernyataan tersebut disampaikan setelah paparan kelangkaan BBM kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (7/1).

Dalam paparannya, Ari mengatakan bahwa kelangkaan pasokan BBM hanya terjadi pada 130 pompa bensin di antara 4.300 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh Indonesia. ’’Itu artinya hanya tiga atau empat persen,’’ katanya.

Di Jakarta dan sekitarnya, kata Ari, kekosongan pasokan bahan bakar minyak hanya terjadi di 57 pompa bensin dari total 640 SPBU. ’’Jadi, tidak benar ada kelangkaan. Kalau mau nyari agak jauh 500 meter sampai sekilo (1 Km, red), pasti ada,’’ katanya.

Dia sendiri mengaku siap diganti bila kinerjanya dinilai tidak memuaskan. Menurut Ari, posisinya sebagai Dirut memang ditentukan pemegang saham Pertamina, yaitu pemerintah. ‘’Saya diangkat dan diberhentikan melalui rapat pemegang saham. Saya menyerahkan sepenuhnya pada pemegang saham,’’ katanya. Ari menambahkan, sebenarnya pasokan bahan bakar masih aman. Stok premium saat ini tercatat 16 hari, minyak tanah 50 hari, dan solar 33 hari. ’’Jadi, stok kita tinggi di mana-mana. Sekarang kita fokus amankan jalur distribusi bersama Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas),’’ tuturnya.

Selain perubahan sistem pemesanan, gangguan pasokan juga terjadi akibat para pengusaha SPBU khawatir pemerintah akan menurunkan harga BBM mulai 1 Januari. Untuk menghindari kerugian, mereka menahan diri untuk tidak memesan BBM terlalu banyak kepada Pertamina. ’’Pembelian juga terhambat karena bank tutup operasi pada 31 Desember,’’ katanya.

Dia menegaskan bahwa pasokan bahan bakar sudah normal sejak Selasa (6/1). Meskipun, masih ada peluang kekosongan di beberapa SPBU. ’’Di Surabaya ada pengaduan SPBU kosong. Tapi, ketika dicek, ternyata SPBU yang dilaporkan itu milik Pertamina. Mustahil SPBU milik Pertamina kekurangan stok. Jadi, saya minta setiap informasi dicek ulang,’’ ujarnya.

Terkait rencana pemerintah menurunkan harga BBM pada pertengahan bulan ini, Ari menolak berkomentar. Dia juga menolak menjelaskan harga BBM bersubsidi yang rasional dengan harga minyak dunia saat ini. ’’Kita menganut harga MOPS (Mean of Platt’s Singapore) yang di-update tiap hari. Coba hitung saja sendiri. Harga MOPS ditambah alpha 9 persen, ditambah PBBKB 5 persen, ditambah PPN 10 persen. Ketemu harganya,’’ ujarnya.

Meski demikian, Ari mengakui, saat ini terjadi anomali harga jual BBM. Sebab, harga jual premium lebih rendah dibandingkan dengan harga minyak mentah.(noe/oki/jpnn)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com