Rabu, Januari 21, 2009

KBRI Evakuasi WNI di Gaza

KAIRO (RP) - Nasib Ummi Saudah, satu-satunya WNI yang masih tertahan di Gaza, bakal jelas. Ini setelah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir mengirim Chancellor Protokol dan Konsuler (pelaksana harian protokoler dan konsuler) KBRI Mesir Muhammad Abdullah untuk mengevakuasi pembantu rumah tangga asal Semarang tersebut.

‘’Siang ini (Selasa siang, red), Pak Abdullah akan berangkat,’’ kata Second Secretary Bidang Penerangan Sosial Budaya Danang Waskito ditemui di KBRI Mesir, Kairo, Selasa (20/1). Kendati belum tahu secara pasti keberadaan PRT berusia 33 tahun tersebut, Danang optimis begitu Abdullah masuk maka akan gampang menemukan keberadaannya. Sebelumnya, keberadaan Ummi Saudah sempat tak terdeteksi. Pasalnya, sejak dilepas dari penjara 10 hari lalu atau pada Ahad (11/1) lalu, terhukum kasus pencurian tiga tahun tersebut tak ketahuan rimbanya. Menurut sumber-sumber di KBRI, Ummi dilepas karena berada di penjara yang menjadi target salah satu serangan udara Israel.

Selain itu, pihak KBRI pun juga telah melakukan kontak-kontak dengan Hamas. Dari organisasi pemenang Pemilu Palestina 2006 lalu itu, KBRI mendapat jaminan keamanan. ‘’Hamas telah menyatakan Ummi sudah ada di tempat yang aman. Dan akan selalu aman, serta mempersilakan bila akan dievakuasi,’’ ucap sebuah sumber di KBRI.

Di bagian lain, Israel tampaknya benar-benar tak mau ada pengamat internasional yang masuk ke Jalur Gaza. Buktinya, Senin (19/1) malam, Israel melayangkan protes ke Mesir terkait keluarnya izin dari pemerintah Mesir kepada para jurnalis.

Pada Senin kemarin, Mesir memang mengizinkan sekitar 50 wartawan untuk masuk ke Jalur Gaza. JPNN sendiri sudah mengajukan izin masuk ke Jalur Gaza dari Kementerian Luar Negeri Mesir.

Izin tersebut sebenarnya sudah turun dan dikantongi JPNN. Bahkan daftar nama JPNN sudah tercatat di makbar Rafah, tapi tetap saja belum bisa masuk.

Menurut Danang Waskito, Kementerian Luar Negeri memang telah mengeluarkan izin tapi belum memperbolehkan keluar.

‘’Akibat protes Israel tersebut. Tidak tahu apakah larangan ini permanen atau tidak,’’ ujarnya. Artinya, pintu gerbang perbatasan akan buka-tutup. ‘’Bisa jadi beberapa jam tutup, beberapa hari, tidak ada yang tahu pasti,’’ ujarnya.

Di bagian lain, keempat dokter Indonesia yang tergabung dalam MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) telah mulai bertugas di Gaza City. Keempatnya ditugaskan di RS El-Shifa, Gaza City. Ketika dihubungi via sambungan internasional, dr Jose Rizal, salah seorang dokter menceritakan kondisi terkini di Gaza City. ‘’Kendati sudah berangsur-angsur normal, tapi keadaan masih memprihatinkan,’’ tuturnya.

Yang dimaksud normal adalah masyarakat sudah mulai banyak yang keluar rumah dan melakukan aktivitas. Hanya aktivitas yang dilakukan adalah mengais-ais puing-puing. ‘’Selain mencari harta benda, mereka juga mencari sanak saudara mereka. Masih banyak keluarga yang sibuk mencari anggota keluarganya di sini,’’ ujarnya.

Selain itu, Jose menceritakan bahwa listrik hanya ada di rumah sakit saja. Selebihnya tidak ada. ‘’Jadi kalau malam suasananya sangat gelap dan mencekam. Kami saja dianjurkan untuk tidak keluar dari rumah sakit demi alasan keamanan,’’ tuturnya. Kalaupun ke rumah sakit, itu untuk evakuasi atau pertolongan pertama korban yang baru ditemukan.

Dua Ambulans Tambahan MER-C Masuk Gaza
Dua mobil ambulans bantuan dari rakyat Indonesia yang disampaikan melalui MER-C Indonesia, Selasa (20/1) sekitar pukul 10.00 waktu setempat (pukul 15.00 WIB) telah dikirimkan ke Jalur Gaza, Palestina, melalui Rafah.

Dua ambulans itu, sehari sebelumnya Senin (19/1), diambil dari tempat pembuataan di Alexandria, lebih kurang 400 Km dari Kairo, kemudian dibawa ke El-Arish. ‘’Hari ini (kemarin, red) sekitar pukul 10.00 akan kami kirim melalui pintu Rafah,’’ kata Ir Faride Thalib, staf logisitik MER-C Indonesia kepada JPNN, Selasa (20/1).

Dalam misi bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestinya, sumbangan ambulans yang berasal dari Pemerintah Indonesia -selain obat-obatan dan uang tunai- satu mobil, MER-C Indonesia tiga mobil dan dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dua mobil. Namun, sebuah mobil MER-C yang lain dan ambulans dari pemerintah dan BSMI, kemungkinan baru bisa dikirim akhir pekan ini atau pekan depan.(jpnn)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com