Kamis, Januari 22, 2009

Muslim Indonesia Kecewa pada Obama

JAKARTA (RP) – Kalangan Islam di Indonesia, tampaknya, kecewa dengan pidato pertama Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama setelah diambil sumpahnya. Pengganti George W Bush itu sama sekali tidak menyinggung konflik antara Palestina dan Israel yang menjadi isu utama dunia saat ini.

Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengatakan, masyarakat terutama kalangan muslim terkejut karena hingga akhir pidatonya, Obama tidak menyinggung sedikit pun krisis Gaza. Bisa dipastikan, dalam beberapa pekan ke depan, tidak ada perubahan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terkait perang di Timur Tengah itu.

’’Jangan berharap banyak kepada Obama. Dari dulu, saya melihat sikap Obama itu pro-Zionis,’’ kata Anies Baswedan, Rabu (21/1).

Anies melihat, Obama ingin menunjukkan kepada domestic public di Amerika Serikat bahwa dirinya tidak kalah tegas dengan pendahulunya, George W Bush. ’’Tampaknya, dia ingin menunjukkan hal tersebut pada hari pertama menjabat,’’ kata doktor ilmu politik lulusan Northern Illinois University, Amerika Serikat, itu.

Dalam pidato inaugurasinya, Obama menjanjikan awal baru dengan dunia muslim. ’’Dengan dunia muslim, kami akan mengusahakan jalan baru ke depan, berdasarkan kepentingan bersama dan penghormatan bersama,’’ kata Obama.

Secara terpisah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) juga tampak tak memberikan respek berlebihan terhadap pelantikan Obama. LDII bahkan meminta seluruh ormas Islam di Indonesia mendesak Obama merealisasikan janji-janji kampanyenya. Salah satu di antaranya adalah segera membubarkan penjara Guantanamo. ’’Ini kesempatan agar Presiden Obama mewujudkan janjinya membubarkan penjara Guantanamo,’’ kata Ketua DPD LDII Teddy Suratmadji.

Teddy juga mengingatkan agar pemerintah dan pemimpin Indonesia tidak berharap terlalu banyak kepada kepemimpinan Obama. ’’Tapi, apa pun alasannya kami harus menagih janji dan tidak berlebihan menyambut pelantikannya,’’ ujarnya.

Hentikan Persidangan Guantanamo
Sehari sesudah pelantikan, setumpuk agenda penting sudah menunggu di meja kerja Presiden AS Barack Hussein Obama. Salah satu yang paling mendesak untuk ditangani ialah menggeliatkan kembali sektor perekonomian. Agenda lain adalah persiapan penarikan pasukan dari Irak dan membantu anggota kabinetnya menghadapi dengar pendapat dengan senat.

Setelah menjalani tradisi mengikuti doa bersama di Gereja Katedral Nasional di Washington DC Rabu (21/1) pagi atau malam tadi WIB, Obama bertemu dengan para penasihat senior ekonomi. Dalam kesempatan itu, mereka membahas rencana stimulus untuk menggeliatkan kembali sektor perekonomian. Tim ekonomi Obama tengah bekerja keras mendesakkan paket stimulus ekonomi di kongres yang kini diperkirakan mencapai 850 miliar dolar AS. Melihat dominasi Partai Demokrat, partai Obama, di senat, diperkirakan permintaan bailout tim Obama segera disetujui.

Setelah menetapkan prioritas kerja tim ekonominya, Obama bertemu dengan petinggi pertahanan dan militer untuk membicarakan soal penarikan pasukan AS dari Irak. Sebelum dia terpilih, Obama berjanji bahwa pada hari pertama menjabat, dirinya akan memberikan misi baru untuk mengakhiri perang kepada para panglima militernya.

Jenderal David Petraeus, yang menjadi komandan tentara Amerika di Irak dan Afghanistan, memberikan briefing kepada Obama tentang situasi terakhir. Petraeus baru saja mendarat di Washington untuk rapat penting itu. ’’Kami memang dikejar waktu. Semua setuju pasukan harus ditarik. Tapi, bagaimana implementasinya, kami membutuhkan diskusi dengan banyak pihak,’’ ujar Penasihat Gedung Putih David Axelrod kepada CNN, Rabu (21/1).

Keputusan pertama Obama soal militer itu meminta pengadilan terhadap tersangka terorisme di kamp tahanan Guantanamo ditangguhkan 21 hari. Langkah tersebut memungkinkan pemerintah baru Amerika mengkaji ulang proses pengadilan yang memberi militer kewenangan bertindak sebagai penjaga tahanan, hakim, dan juri.

Sebelum pelantinkannya, Obama menyatakan akan menutup pusat penahanan kontroversial yang didirikan pemerintahan presiden sebelumnya, George W Bush, itu.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden Barack Obama pada Selasa (20/1) sore, juga memerintah seluruh agen federal dan departemen menghentikan semua regulasi yang menunggu hingga suatu peninjauan dapat dilakukan.

’’Sore ini Kepala Staf Gedung Putih Rahm Emanuel menandatangani sebuah memorandum yang dikirimkan ke seluruh agen dan departemen untuk menghentikan semua regulasi yang menunggu hingga peninjauan secara hukum dan kebijakan dilakukan pemerintahan Obama,’’ demikian pernyataan Gedung Putih.

Rabu (21/1), Obama juga memberesi para kandidat pembantunya yang belum mendapatkan persetujuan senat. Namun, masalah itu segera selesai menyusul munculnya izin senat atas enam kandidat. Yaitu, Menteri Energi Steven Chu, Menteri Pendidikan Arne Duncan, Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano, Menteri Dalam Negeri Ken Salazar, Menteri Urusan Veteran Jenderal Eric Shinseki dan Menteri Pertanian Tom Vilsack. Senat juga menyetujui penunjukan Peter Orszag sebagai kepala Bappenas.

Satu-satunya kandidat yang masih terganjal adalah Hillary Clinton. Penunjukkan Hillary sebagai Menlu diblok Senator John Cornyn dari Texas karena belum kelarnya penjelasan soal dana Yayasan Bill Cilton, mantan presiden dan suami Hillary. Persetujuan senat atas Clinton diperkirakan keluar, Kamis (22/1), melalui mekanisme voting.(ap/tom/zul/kim/jpnn)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com