Rabu, Januari 14, 2009

Ribuan Hektare Kebun Kelapa Rusak

LEBIH separuh perkebunan kelapa masyarakat Desa Tanjung Lajau, Kecamatan Kuindra saat ini rusak parah. Penyebabnya karena tanggul mekanik yang dibangun atas kerja sama petani dengan salah satu perusahaan swasta jebol dan tidak ditangani lagi.

Padahal sebelumnya pengelolaan tanggul di desa itu merupakan percontohan karena keberhasilannya dalam mengatasi abrasi air laut. Mekanismenya, perusahaan yang mengelola tanggul menikmati 10 persen dari harga jual kopra warga. Sayangnya, saat ini tidak ada lagi perhatian dari perusahaan dimaksud. Secara manual, sangat sulit bagi warga membenahi kerusakan tanggul yang terjadi.

Selasa (13/1) Komisi B DPRD Inhil langsung turun ke lapangan melakukan peninjauan dan survei. Turunnya komisi yang menangani persoalan itu atas desakan dari warga. Pasalnya, sejak tanggul itu mengalami kerusakan kebun yang semula subur berubah menjadi kritis. Jangankan berproduksi, untuk tumbuh dengan baik saja kebun dimaksud sudah tidak mampu lagi.

Di hadapan Ketua Komisi B DPRD, H Yusuf Said SE, warga mengadukan keluh kesahnya. Selain meminta supaya komisi ini menjembatani aspirasinya kepada perusahaan. Warga juga meminta kepada Pemkab Inhil segera berbuat, karena kerusakan tersebut membuat mereka sengsara. Sumber mata pencaharian utama yang selama ini ditunggu tidak lagi dapat memberikan hasil maksimal.

‘’Sangat menyedihkan, saat kami tiba kondisi perkebunan warga memang hancur luluh. Perkebunan kelapa itu lebih separuh mucung (kritis) dan tidak lagi berproduksi. Ini jelas menciptakan angka kemiskinan baru jika tidak dilakukan antisipasi. Pemkab Inhil harus secepatnya bertindak dan mendesak perusahaan yang menjadi mitra petani ini kembali melaksanakan kewajibannya,’’ tegas Yusuf Said via ponselnya.

Jumlah kebun kelapa yang ada di desa itu mencapai angka ribuan hektar memberikan andil tersendiri terhadap produktivitas kelapa Inhil. Desa itupun selama ini sudah dikenal sebagai penghasil kelapa di Kuindra. Predikat itu, sekarang sedang terancam. Apabila tidak ada upaya perbaikan dalam hitungan beberapa bulan ke depan intrusi air laut itu bakal bertambah meluas pada perkebunan lainnya yang masih produktif.

Warga, kata Yusuf Said sudah mulai frustasi menghadapai kondisi tersebut. Penyebabnya karena kerusakan perkebunan itu tidak mampu mereka atasi karena terbatasnya perlengkapan. Selain itu, tanggul yang sudah dibangun tidak dapat dibiarkan begitu saja, melainkan harus senantiasa diawasi dan dipelihara. Setiap ada kebocoran langsung ditangani supaya kerusakan itu tidak meluas pada tempat lainnya.

‘’Kita berharap instansi yang menangani persoalan ini segera tanggap dan secepatnya melakukan upaya. Jangan sampai warga kita jatuh dalam jurang kemiskinan, namun tidak ada usaha untuk mencegahnya. Pemkab Inhil, dengan kewenangan yang dimiliki dapat berbuat untuk mencegah hal itu,’’ kata Yusuf Said.(hen)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com