Kamis, Januari 15, 2009

Kabinet Zionis Terbelah

YERUSSALEM (RP) - Melihat Jalur Gaza makin porak poranda dan jumlah korban makin meroket, membuat petinggi Israel melirik opsi gencatan senjata. Namun, seperti dilansir harian Inggris Independent kemarin, opsi tersebut malah membuat kabinet negeri zionis Israel terbelah.

Menteri Luar Negeri Tzipi Livni dan Menteri Pertahanan Ehud Barak dilaporkan menghendaki gencatan senjata segera digelar. Sementara Perdana Menteri Ehud Olmert ngotot agar perang dilanjutkan. Merasa dukungan mulai gembos, Perdana Menteri yang telah mengundurkan diri dari ketua umum partai berkuasa, Kadima pada September lalu itu merasa harus mendapat suntikan dukungan moral baru. Untuk itu, Olmert berencana membawa masalah ini ke forum kabinet. Di sana, dukungan luas selalu menanti apapun keputusan pria yang sedang tersangkut skandal korupsi itu.

Livni maupun Barak adalah sama-sama kandidat kuat menjabat perdana menteri jika partai masing-masing menang pada pemilu 10 Februari mendatang. Livni, Ketua Umum Partai Kadima, dari awal sudah menyatakan tidak akan berdamai dengan Hamas. Kini, dia lebih menginginkan gencatan senjata dengan syarat Hamas harus menghentikan serangan roket ke wilayah Israel.

Jika Hamas menolak, barulah serangan lebih parah dilanjutkan ke Gaza. Kepada Hamas, Livni berujar, ‘’Sekarang kalian mengerti, jika berani menyerang wilayah kami, maka balasannya bisa lebih kejam, dan ini bagus.’’

Di sisi lain, Ehud Barak, pemimpin Partai Buruh mengatakan, sebaiknya gencatan senjata dengan Hamas segera ditempuh lewat bantuan mediasi Mesir. Hanya, kata dia, kesepakatan tunggal di Kairo tak menjamin bakal terjadi perdamaian selamanya.

Sementara Olmert menolak membeber alasan di balik sikap ngototnya untuk melanjutkan agresi. Juru bicara Olmert, Mark Regev hanya mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan hukuman bagi militan Hamas. Dia juga menambahkan, Israel sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri invasi, namun menolak menyebut kapan pastinya.

Sementara pandangan berbeda disampaikan seorang pengamat media, Ben Caspit. Dia mengatakan, Olmert punya alasan tersendiri untuk memperpanjang perang. Salah satunya untuk menunda pemilihan umum. Artinya, akan meperpanjang masa tugas Olmert. Disamping itu, kata Caspit, ada ambisi lain yang ingin diraih Olmert, yakni prestasi perang bersejarah. Maka, Olmert bakal terus mengumandangkan perang di Jalur Gaza hingga menumpas habis Hamas. Satu lagi, untuk membebaskan serdadu Israel, Gilad Shalit, yang hingga kini tak jelas nasibnya sejak ditawan Hamas pada 2006 lalu.

Pejabat Israel yang dekat dengan lingkungan pengambil kebijakan mengatakan, serangan-serangan militer Israel perlahan-lahan sudah mulai berkurang secara drastis. Namun kenyataan itu seolah bertolak belakang dengan kelakuan militer di lapangan. Militer Israel malah meningkatkan serangan ke kota-kota padat penduduk Gaza. ‘’Sejak petinggi Hamas banyak yang bersembunyi di kota-kota, kami lanjutkan operasi ke sana,’’ kata Panglima Militer Israel, Mayor Avital Leibovich.(ape/amf)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com