Rabu, Januari 14, 2009

Militer Israel Penjahat Perang

GAZA (RP) - Militer Israel menuai buah dari sikap brutalnya di Jalur Gaza. Menghabisi nyawa hingga hampir seribu jiwa tanpa pandang buluh, menggunakan cara-cara anarkis dan cuek melanggar hukum perang internasional memancing kedongkolan PBB dan organisasi kemanusiaan dunia.


Selasa (13/1), para pejabat senior PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan dunia meminta didirikan lembaga independen untuk menyelidiki kasus kejahatan perang internasional yang telah diperbuat serdadu Israel selama invasi ke Gaza.

Salah satu yang paling menyayat hati dari sekian bentuk kebiadaban Israel adalah penembakan terhadap sekitar 110 warga sipil Palestina yang meringkuk dalam satu rumah di Zeitun, dekat Kota Gaza pada 4 Januari lalu. Setidaknya 40 jiwa tewas kala itu. Lainnya, secara brutal, serdadu Israel memberondongkan peluru ke sekolah PBB di Gaza. Sekitar 30 lebih tewas. Kebanyakan anak-anak dan perempuan.

‘’Memang seharusnya ada investigasi terhadap setiap tindakan yang melanggar hukum internasional,’’ kata John Ging, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina di Gaza seperti dilansir Guardian.

Beberapa contoh pelanggaran militer Israel di Gaza yang berhasil dipungut sejumlah organisasi kemanusiaan antara lain; menggunakan senjata-senjata berbahaya yang mengancam keamanan warga sipil, menggunakan senjata terlarang seperti bom phosphorus, memasang keluarga Palestina sebagai tameng, menyerang fasilitas medis dan menewaskan setidaknya 12 pegawai ambulans dan membunuh sejumlah besar anggota polisi yang tak punya peran militer.

Amnesty Internasional (AI) mengatakan, memberondongkan senjata ke warga sipil dan dan meledakkan bom di pemukiman penduduk jelas adalah sebuah kejahatan perang paling besar. ‘’Mereka secara ekstrim menggunakan peluru canggih yang menembak sasaran dengan tepat dan melemparkan bom ke rumah warga yang mereka tahu didalamnya ada anak-anak dan perempuan. Ini sangat sangat melanggar hukum internasional,’’ kata Donatella Rovera, penyidik AI di Israel.

Badan kemanusiaan internasional menduga, jajaran pemimpin negara Yahudi tersebut berperan besar dalam agresi Israel. Sebab perintah dan komando terhadap pasukan perang di lapangan datang dari mereka itu. Namun, sejumlah kalangan pesimis dengan langkah ini. Apalagi ada ‘’kekuatan besar’’ dibalik aksi militer Israel; Paman Sam.

Tak hanya dari organisasi kemanusiaan internasional, Organisasi kemanusiaan dalam negeri Israel turut menuntut adanya penyidikan. ‘’Militer Israel sering salah sasaran seperti yang diatur hukum kemanusiaan internasional,’’ kata Sarit Michaeli, dari organisasi kemanusiaan Israel, B’Tselem.

Sementara kesabaran Sekjen PBB, Ban Ki-moon tampaknya sudah habis. Frustasi karena imbauan PBB tak diindahkan Israel maupun Hamas di Gaza, Ban berangkat langsung ke Timur Tengah, Selasa (13/1). ‘’Kepada kedua pihak, saya katakan, berhentilah, sekarang juga,’’ kata Ban dalam konferensi pers sebelum bertolak ke Timur Tengah.

Sejak serangan Israel pada 27 Desember lalu, Ban mengaku telah menelpon sejumlah kepala negara terutama Timur Tengah, Eropa dan Amerika untuk mengupayakan gencatan senjata. Namun hanya lewat telepon, lanjut Ban, bukanlah cara menggantikan dialog langsung dengan pihak-pihak terkait.

Ban ke Timur Tengah akan menjumpai pejabat dari Mesir dan Yordania hari ini, lalu dilanjutkan menemui kepala Israel, Palestina, Turki, Lebanon, Syiria dan Kuwait. ‘’Tujuan saya adalah, meningkatkan upaya diplomatik gabungan untuk memastikan bantuan kemanusiaan mencapai sasaran,’’ kata Ban.(ape/amf)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com