Selasa, Januari 20, 2009

Konser ''O Derajat Celcius'', Jelang Pelantikan Presiden AS

WASHINGTON DC (RP) – Malam nanti WIB, Barack Hussein Obama resmi dilantik menjadi presiden ke-44 Amerika Serikat. Setidaknya, 150 juta dolar AS atau setara Rp1,7 triliun harus dikeluarkan untuk mengongkosi acara kolosal itu. Di luar AS, gaung transisi kepemimpinan bersejarah di AS tersebut menghadirkan perdamaian di Gaza, Palestina.

Sehari menjelang inaugurasinya, Obama terlihat begitu menikmati suasana. Di tengah suhu hampir 0 derajat celsius, bersama keluarganya dan keluarga Wapres terpilih Joseph Biden, calon presiden pertama AS dari ras African-American itu menikmati suguhan musik dari konser bertema We Are One di tangga gedung Lincoln Memorial.

Beberapa kali Obama menggeleng-gelengkan kepala, bahkan berdendang mengikuti nyanyian dari atas panggung. Saat musikus country Garth Brooks naik ke panggung dan menyanyikan American Pie dan Shout, istri Obama, Michelle, langsung ’’menembakkan tangannya’’ mengajak suaminya berdendang.

Calon keluarga nomor satu AS itu semakin ’’panas’’ dengan menjinjitkan kakinya serta berjoget kecil saat Stevie Wonder membawakan Higher Ground. Kemeriahan itu makin menghangatkan barisan ribuan warga AS yang memadati Lincoln Memorial hingga Washington Monument.

Saat menutup konser, dalam pidato di hadapan patung idolanya, Presiden Ke-16 AS Abraham Lincoln, Obama menyatakan, mengatasi problem bangsa akan memerlukan waktu dan jalan terjal serta panjang. ’’Saya berdiri di hadapan Anda dengan penuh keyakinan bahwa Amerika akan bisa mengatasi persoalan ini,’’ ujar Obama menebar optimisme.

Alumnus SDN Menteng 01 Jakarta itu mengungkapkan, seluruh warga AS dari berbagai latar belakang hanya meminta apa yang dijanjikan sebagai orang AS. ’’Yaitu, memperbaiki hidup dan melihat anak-anak kita mencapai lebih dari yang telah kita capai,’’ tegasnya disambut aplaus panjang.

Hari ini, Washington DC dipadati setidaknya dua juta manusia. Berdasar laporan pemerintah setempat, lebih dari 10 ribu bus carteran akan memasuki ibu kota AS itu. Stasiun kereta api juga akan dipadati sejuta penumpang.

Hadiah Gaza
Suasana bahagia dan meriah di ibu kota AS juga menjalar ke Kota Gaza, Palestina. Setelah 22 hari menjadi ’’neraka’’ karena dibom dan ditembaki tanpa henti oleh Israel, suasana Gaza tenang sepanjang hari kemarin.

Serdadu Israel terlihat gembira ketika meninggalkan kota yang diporak-porandakannya. Sebagian di antara ribuan rombongan tentara Israel itu bertahan di perbatasan untuk kembali memasuki Gaza, jika kekerasan kembali terjadi.

Di bagian lain, warga Gaza mencoba memulai hidup ’’normal’’ pada hari pertama tanpa pertempuran. Di beberapa bagian kota, asap masih mengepul dari reruntuhan puing-puing bangunan. Wartawan BBC yang menyusuri jalan-jalan Kota Gaza kemarin melaporkan, sesekali terdengar isak tangis dari orang yang kehilangan saudara, anak-anak, dan temannya.

Penghentian tembak-menembak secara tiba-tiba oleh kedua pihak yang bertikai itu sulit dibantah tidak terkait dengan pelantikan Obama. Israel dan Hamas terlihat menghindarkan kesan buruk kepada pemimpin baru AS tersebut pada hari pertama masa kerjanya. Dua seteru abadi itu seakan menghadiahkan perdamaian di Gaza.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Israel mengaku bahwa penarikan pasukan dari Gaza harus tuntas sebelum Obama disumpah. ’’Selasa petang semua harus selesai,’’ ujar pejabat yang menolak identitasnya diungkapkan itu.

Saat Obama disumpah di Gedung Capitol pada Selasa pukul 11.00 waktu Washington DC, di Israel Selasa malam pukul 19.00.

Dari Hamas, pemimpin dan Perdana Menteri Ismail Haniyeh mengklaim kemenangan mereka di Gaza. Dia menyatakan bahwa Hamas telah mencapai ’’Kemenangan dari Atas’’. ’’Tuhan memberikan kemenangan bukan hanya untuk satu faksi, partai, atau wilayah, tapi untuk rakyat Palestina,’’ tegasnya. Meski tidak menyebut faktor Obama, Haniyeh menyatakan akan menghentikan serangan selama seminggu agar Israel bisa menarik pasukannya dari Jalur Gaza.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menuturkan, negaranya tidak punya keinginan untuk menduduki Gaza. ’’Kami tidak ingin mengontrol Gaza dan ingin secepat mungkin meninggalkan Gaza,’’ ujarnya dalam makan malam bersama pemimpin dari Inggris, Prancis, Jerman, serta Spanyol kemarin. (ap/cnn/rtr/kim/jpnn)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com