Rabu, Januari 14, 2009

Menteri M. Nuh: Pengelola SPBU Tak Akan Rugi


Jakarta: Bila aral tak menghadang, dua hari lagi pemerintah akan menurunkan harga bahan bakar minyak. Ini adalah penurunan ketiga yang dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Namun, bagaimana jaminan kelangsungan pasokan BBM di masyarakat? Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh menjamin para pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum tidak akan merugi. Apalagi, sejak Senin tengah malam, pihak SPBU membeli BBM ke Pertamina dengan harga baru, yakni Rp 4.500

Agar penurunan harga BBM dirasakan masyarakat luas, menurut Menteri Komunikasi, pemerintah menyiapkan mekanisme yang lebih baik untuk menjamin kelancaran pasokan BBM. Pemerintah pun berharap tarif angkutan umum segera turun. "Paling tidak [tarif] transportasi-transportasi yang di bawah pemerintah, taruhlah kereta api maupun penyeberangan...Insya Allah dalam waktu dekat akan turun," ujar Menteri Komunikasi saat berdialog jarak jauh dengan reporter SCTV Aryo Ardi, Selasa (13/1) petang.

Ia pun mengimbau Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) sebagai wakil masyarakat untuk mendesak kepada penyedia jasa angkutan umum segera menurunkan harga. Sebelum pemerintah mengambil suatu kebijakan yang tegas, menurut Menteri Komunikasi, seyogianya semua pihak terkait duduk bersama untuk menghitung jumlah besaran penurunan tarif. "Semuanya kan ada hitung-hitungannya, seperti pada saat mereka meminta kenaikan yang dulu," kata M. Nuh.

Lebih jauh M. Nuh menjelaskan, pemerintah selalu mengevaluasi perkembangan harga minyak mentah dunia dalam setiap bulan. "Karena tidak ada yang bisa menjamin bahwa harga sekarang yang sekitar 40 dolar nanti di tengah-tengah jalan tetap 40 dolar," ucap Menteri Komunikasi.

Tak hanya pemerintah. Pertamina pun berjanji tidak akan ada lagi kelangkaan seperti sebelumnya saat harga BBM diturunkan. Pertamina pun meminta masyarakat tenang karena tidak akan ada lagi kekurangan pasokan atau kelangkaan premium pada 15 Januari nanti

Pertamina juga segera membayar kompensasi pada SPBU saat harga BBM turun 15 Desember silam. Terhitung malam ini, SPBU juga sudah mulai membeli harga baru. Jadi tidak ada alasan pengelola pom bensin mengurangi pasokan hingga menimbulkan kelangkaan. "Pada akhirnya, kemudian masyarakat terpenuhi kebutuhan bahan bakarnya," ujar juru bicara Pertamina Anang Rizky.

Menyusul rencana pemberlakuan harga baru BBM, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari ini menegaskan, sebaiknya pengusaha jujur dengan tidak menahan harga dan segera menyesuaikan begitu harga turun. Presiden Yudhoyono pun mengatakan, seharusnya tarif angkutan otomatis turun. "Sedang dihitung, tapi pemerintah memberi contoh, 10 persen tarif angkutan kita turunkan," kata Presiden.

Wajar bila akhirnya Presiden harus mengulang pernyataannya. Pasalnya, hingga hari ini, harga kebutuhan pokok maupun hasil olahan industri masih tergolong mahal. Kalangan industri berdalih harga akan turun jika ongkos transportasi turun. Artinya, masyarakat masih harus membeli kebutuhan hidup dengan mahal. Terlebih, Organda masih belum menurunkan tarif angkutan umum dalam waktu dekat.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com