Jumat, Januari 02, 2009

400 Tewas Akibat Serangan Israel

PBB Gagal Putuskan Resolusi
GAZA (RP) - Nominal korban tewas akibat serangan Israel ke Gaza telah mencapai angka 400 orang Kamis (1/1). Hingga hari ke enam, masa depan gencatan senjata masih kabur. Kemarin, PBB telah merespon desakan negara-negara Arab untuk segera menentukan sikap demi membendung aksi brutal Israel.

Dewan keamanan PBB menggelar sidang darurat untuk membuat draf resolusi untuk mengakhiri hujan bom di Gaza. Namun hasilnya masih mengecewakan. Sidang PBB gagal mengesahkan draf resolusi menjadi surat keputusan.

Adalah dua negara yang mengganjal draf resolusi tersebut, yakni Inggris dan Amerika Serikat. Dua negara hawkish (pecandu perang) itu mem-veto keputusan anggota dewan keamanan PBB lain. Mereka mempermasalahkan sejumlah klausul yang terdapat dalam draf resolusi. Salah satunya, karena draf tersebut hanya menekan Israel agar menghentikan serangan militer sementara Hamas tidak.

Sedari awal, kedua negara tersebut seiya sekata mengklaim bahwa Hamas-lah biang keladi masalah hingga Israel harus membalas dengan operasi militer besar-besaran. ‘’Draf itu harus mencerminkan pertanggungjawaban kedua pihak. Resolusi yang seimbang akan menjadi peluang bagus bagi dukungan keamanan oleh Dewan Keamanan,’’ kata John Sawers, Duta Besar Inggris untuk PBB.

Duta besar AS, Zalmay Khalilzad dan sejawatnya, Duta Besar Israel Gabriela Shalev, sama-sama berpendapat, pendekatan terbaik untuk meredakan ketegangan dua negara (Israel-Palestina) hanya lewat negosiasi untuk mencapai kata sepakat dan mengabadikannya dalam resolusi. Itu lebih baik ketimbang hanya desakan omong kosong belaka dari Dewan Keamanan PBB. Golongan Arab dan Muslim satu kata soal serangan Israel. Bagi mereka. Israel-lah paling bersalah dan harus bertanggung jawab telah merenggut nyawa warga sipil yang tak berdosa sementara serangan roket Hamas adalah tindakan balasan.

‘’Serangan Israel dan pembatasan bantuan yang masuk ke Gaza dengan cara mereka (Israel) adalah sebentuk kejahatan genosida,’’ kata Giadalla Ettalhi, Duta Besar Libya untuk PBB. Dia kembali mendesak para utusan berbagai negara itu untuk segera memberlakukan draf resolusi tersebut agar PBB tak mengulang kesalahan sejarah seperti konflik Bosnia dan genosida Rwanda pada 1990an.

Israel kini menyiagakan lebih dari 8.000 serdadu cadangan dan tank-tank untuk melakukan serangan darat ke Gaza. Sementara Hamas tak gentar meski kekuatan militer Israel tampak lebih canggih. Hamas menyerukan kader pejuangnya untuk bertempur melawan negeri Zionis itu hingga titik darah penghabisan. ‘’Hamas siap untuk segala skenario dan akan bertempur hingga hembusan nafas terakhir,’’ kata Mushir al-Masri, pejabat senior Hamas kepada Agence France Presse.

Meski desakan internasional kian kuat bergaung mendesak Israel agar menghentikan operasi militer, namun negeri Yahudi itu tak bergeming. Dua hari lalu, mereka menolak desakan gencatan senjata 48 jam usulan Prancis. Meski gencatan senjata untuk memberi ruang bagi komunitas internasional menyalurkan bantuan kemanusiaan.

‘’Tahu-lah Hamas, mereka pasti melanggar setiap kesepakatan gencatan senjata,’’ kata Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni ketika wawancara dengan televisi Amerika, ABC. Politikus pemimpin partai Liqud itu mengatakan, keberadaan Hamas sebagai penguasa Gaza berarti ancaman bagi Israel, Palestina dan daerah-daerah lain. Revisi draft resolusi masih akan dibahas PBB dalam beberapa hari ke depan.(ape/azf)

Tidak ada komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com